"Orang yg paling aku (Rasulullah) benci pada hari kiamat adalah orang yg banyak omong, bicara seenaknya & yg menyombongkan diri " (HR Ahmad)

Senin, 19 Mei 2014

You're Still the One :*

When I first saw you, I saw love
And the first time you touched m, I felt love
And after all this time, you're still the one I love

Looks like we made it 
Look how far we've come my baby 
We mighta took the long way 
We knew we'd get there someday  

They said, "I bet they'll never make it" 
But just look at us holding on 
We're still together still going strong 

You're still the one
 You're still the one I run to
The one that I belong to
You're the one I want for life 

You're still the one 
You're still the one that I love 
The only one I dream of
You're still the one I kiss good night

Ain't nothin' better 
We beat the odds together
 I'm glad we didn't listen
 Look at what we would be missin'

I'm so glad we made it
 Look how far we've come my baby


Saat pertama kumelihatmu, kulihat cinta.
Dan pertama kali kau menyentuhku, kurasakan cinta.
Dan sampai saat ini, kau masih satu-satunya yang kucinta.

Sepertinya kita telah berhasil
Lihat seberapa jauh kita telah sampai, sayangku
Kita mungkin menempuh jalan panjang
Kita tahu kita kan sampai di sana suatu saat nanti

Mereka bilang, "Aku bertaruh mereka takkan berhasil"
Namun, lihatlah kita tetap bertahan
Kita masih bersama, makin kuat
 

Kau masih satu-satunya
Kau masih satu-satunya tempatku mengadu
Satu-satunya yang kumiliki
Kau masih satu-satunya yang kuingin seumur hidup 


Kau masih satu-satunya
Kau masih satu-satunya yang kucinta
Satu-satunya yang kuimpikan
Kau masih satu-satunya yang kukecup menjelang tidur


Tak ada yang lebih baik bagiku
Bahwa kita telah mengalahkan perkiraan semua orang
Betapa bahagianya diriku, bahwa dulu kita tidak mendengarkan prasangka orang dan juga tidak berfikir bahwa hubungan kita akan berakhir sia-sia
 

Aku senang kita telah berhasil sayang
Lihat saja sejauh mana kita sudah mencapainya, Sayangku

 
Read more »»  

Selasa, 06 Mei 2014

Yang Terlupakan

denting piano kala jemari menari
nada merambat pelan di kesunyian malam
saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang
yang pernah terlupakan

hati kecil berbisik untuk kembali padanya
seribu kata menggoda seribu sesal di depan mata
seperti menjelma saat aku tertawa
kala memberimu dosa
 
rasa sesal di dasar hati diam tak mau pergi
haruskah aku lari dari kenyataan ini
pernah kumencoba tuk sembunyi
namun senyummu tetap mengikuti
Read more »»  

Minggu, 04 Mei 2014

Cintakan Membawamu Kembali

Tiba saat mengerti jerit suara hati 
Yang letih meski mencoba melagukan rasa yang ada 
Mohon tinggalkan sejenak lupakanlah waktu
Temani air mataku teteskan lara
 Merajut asa menjalin mimpi endapkan sepi-sepi

Cintakan membawamu kembali 
(bersama jiwaku dirimu yang ku tunggu-tunggu) 
Kembali di sini
Menuai rindu membasuh perih
Bawa serta dirimu 
(perihnya hatiku untuk melawan waktuku) 
Dirimu yang dulu Mencintaiku apa adanya
Saat dusta mengalir jujurkanlah hati 
Kenangan batin jiwamu, kenangan cinta 
Seperti dulu saat bersama, tak ada keraguan

Cinta kan membawa kembali seperti yang dulu 
Suasana yang dulu hatiku yang dulu
Bersama jiwaku dirimu yang ku tunggu-tunggu 
Perihnya hatiku tuk melawan semua waktuku 
Damaikan semua rasa indahkan 
Membawa jauh lara senyuman canda tawa 
Kau bawa dirimu padaku
 We’re gonna be together me and you

Cintakan membawamu kembali 
(bersama jiwaku dirimu yang ku tunggu-tunggu) 
kembali di sini Menuai rindu membasuh perih
Bawa serta dirimu 
(perihnya hatiku untuk melawan waktuku) 
Dirimu yang dulu Mencintaiku apa adanya

Tiba saat mengerti jerih suara hati 
Yang letih meski mencoba melagukan sesal yang ada 
Namun tinggal sejenak lupakanlah waktu 
Temani air mataku teteskan laraku

Cintakan membawamu 
(bersama jiwaku dirimu yang ku tunggu-tunggu)
Read more »»  

Sabtu, 03 Mei 2014

Hukum Berteman dengan Non Muslim


Hubungan sosial di antaranya bersahabat, saling mengunjungi, menengok yang sakit, saling bertukar hadiah, dan menjalin hubungan pernikahan. Dan sesungguhnya interaksi antara seorang muslim dengan kaum muslimin sangat berbeda dengan interaksinya dengan selain kaum muslimin. Karena seorang muslim wajib mencintai dan membela saudara muslimnya dengan kecintaan hati, menghormati, dan memuliakan. Allah Ta’ala berfirman,

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ 

وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ

 حَكِيمٌ



“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Taubah: 71)


Terhadap saudaranya se-Islam dari kalangan kaum muslimin, maka seorang muslim memiliki kewajiban yang harus ditunaikannya. Sedangkan kepada selain orang Islam dia wajib berbara’ (berlepas diri) darinya dan tidak boleh ada sedikitpun kecintaan hati kepadanya. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا 

جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي

 سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ

 يَفْعَلْهُ

 مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad) karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. Al-Mumtahanah: 1)


قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ 
مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ


“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (QS. Al-Mumtahanah: 4)


Tetapi semua ini tidaklah menghalangi seorang muslim untuk bermu’amalah bersamanya dengan cara yang baik, supaya dia tertarik kepada Islam yang tentunya harus sesuai dengan kriteria-kriteria yang syar’i. Allah Ta’ala berfirman,

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ 

وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)


Seorang muslim wajib bersungguh-sungguh untuk mendakwahi non-muslim agar masuk Islam dengan menggunakan seluruh sarana-sarana syar’i yang dimilikinya. Harapannya, dia mendapatkan manfaat darinya dan menerima seruan dakwahnya. Allah Ta’ala berfirman,

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ

 أَعْلَمُ 

بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَُ


“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Nahl: 125)

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”.” (QS. Fushshilat: 33)


Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya, dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,


مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

 وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, yang itu tidak akan mengurangi pahala-pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia akan mendapat dosa seperti dosa-dosanya orang-orang yang mengikutinya, yang hal itu tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun." (HR. Muslim no. 2674)

Satu hal juga yang perlu diingat, tidak apa-apa seorang muslim berbuat baik kepada orang-orang non muslim asalkan sesuai dengan batasan-batasan syar’i. Terlebih lagi kalau mereka itu telah berbuat baik kepada kita. Allah Ta’ala berfirman,

هَلْ جَزَاءُ الإِحْسَانِ إِلا الإِحْسَانُ

“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS. Al-Rahman: 60)


Dari sini, apabila berkunjungnya kepada orang muslim, Nashrani ataupun yang lainnya untuk kepentingan dakwah illallah, mengajarkan kebenaran, dan mengarahkannya kepada kebaikan; bukan sebatas untuk kepentingan duniawi dan menggampangkan syariat Allah, maka semua itu bernilai positif. Terlebih kalau yang dikunjungi adalah saudaranya seakidah, menasihatinya agar menjauhi maksiat atau apabila mengunjungi tetangganya yang muslimah dan menasihatinya agar tidak bersolek dan membuka aurat serta tidak meremehkan maksiat yang telah Allah haramkan, maka ini sebuah kebaikan. Atau mengunjungi tetangganya yang beragama Nashrani atau yang beragama lainnya seperti Budha dan lainnya untuk menasihatinya, mengajarkan dan mengajaknya kepada Islam, maka ini adalah perkara yang mulia dan termasuk bagian dari sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, “Dien ini adalah nasihat, Dien ini adalah nasihat, Dien ini adalah nasihat.” Jika dia menerima dakwah, maka Alhamdulillah. Dan jika tetap menolaknya, maka berkunjung yang tidak mendatangkan manfaat tersebut harus mulai ditinggalkan.

Sementara berkunjung untuk kepentingan dunia, bermain atau ngobrol-ngobrol yang tidak berguna, makan atau yang semisalnya, maka berkunjung seperti ini kepada orang-orang Nashrani atau lainnya tidak diperbolekan. Karena hal itu bisa menyebabkannya terjerumus kepada kerusakan agama dan akhlaknya. Sesungguhnya orang-orang kafir senantiasa memusuhi dan membenci kita, karenanya tidak boleh menjadikan mereka sebagai kawan akrab dan sahabat karib. Tetapi jika berkunjung itu untuk dakwah kepada Allah dan mengajaknya kepada kebenaran serta memperingatkannya dari keburukan, maka ini perkara yang dianjurkan, sebagaimana ulasan di atas.

Maraji': Kitab Majmu’ Fatawa dan Maqalaat Mutanawii’ah milik Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baazz rahimahullaah: 4/378.


Berteman dengan non muslim adalah amalan yang diharamkan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.” (QS. Al-Mumtahanah: 1)

Allah Ta’ala juga mengingatkan di dalam firman-Nya yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu.” (QS. Ali Imran: 118)

Semakna dengannya ayat ke-28

Allah Ta’ala juga menjadikan amalan ini bertentangan dengan keimanan orang tersebut kepada Allah dan hari akhir. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (QS. Al-Mujadilah: 22)

Bahkan Allah Ta’ala menjadikannya sebagai ciri-ciri orang munafik di dalam firman-Nya yang artinya, “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong.” (QS. An Nisa`: 138-139)

Semakna dengannya ayat ke-144
Allah Ta’ala juga tidak menggolongkan orang yang berteman dengan non muslim ke dalam para pengikut Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka.” (QS. Al-Mujadilah: 14)

Hanya saja, walaupun seorang muslim dilarang untuk berteman dengan non muslim, itu tidak berarti seorang muslim boleh berlaku zhalim kepada mereka. Karena berbuat baik kepada non muslim adalah dibolehkan bahkan disyariatkan, selama perbuatan baik itu lahir bukan karena kasih sayang dan loyalitas kepada non muslim tersebut, akan tetapi lahir semata-mata atas dasar kemanusiaan atau karena non muslim tersebut berbuat baik kepada kita sehingga kita membalasnya atau karena non muslim tersebut tidak mengganggu kita.

Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Maidah : 8)

Juga dalam firman-Nya yang artinya, “Maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah : 7)

Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah : 8)

Kesimpulannya, seorang muslim wajib untuk berlepas diri dari orang-orang musyrik dan membenci mereka karena Allah. Namun, tidak boleh mengganggu mereka, meneror mereka, atau berbuat yang melebihi batas padahal anda tidak memiliki hak. Walau demikian, tetap tidak boleh menjadikan mereka teman karib atau orang yang sangat disayangi. Adapun jika secara kebetulan anda makan bersama dalam sebuah jamuan, atau secara kebetulan menonton sesuatu bersama, tanpa menganggap dia sebagai teman karib dan tanpa ada rasa loyal terhadapnya, hukumnya boleh.
Read more »»  

Jumat, 02 Mei 2014

Rio - Aku Bertahan

Sedih, Ku tahu kini perasaanmu kepadaku
Sedih, Saat kau tak yakin kepadaku akan cintaku
Jalan Berliku takkan membuatku Menyerah akan cinta kita
Tatap mataku dan kau akan tahu semuanya yang kurasakan

Aku bertahan karna ku yakin cintaku kepadamu
sesering kau coba tuk mematikan hatiku 
takkan terjadi karna ku tahu kau hanya untukku

aku bertahan ku akan tetap pada pendirianku
sekeras kau coba tuk membunuh cintaku
dan aku tahu kau hanya untukku
Read more »»